Puisi: IA, PURNAMA
sebelum lima purnama lalu
ada yang ambil seikat senyap
di lorong, bijak berkisah ia
: tentang matahari,tentang kepala yang berbeda,
tentang menenun sunyi, diasupan, minuman dan kue
ada yang ambil seikat senyap
sejuknya berlarian, sesekali melompat
bagaimanapun, ia simak hingar paginya
berpelukcium Maha
mendapati kening kening kerut
selalu diambilnya seikat senyap
dari perapian manis tawarnya
"taklah aku menggantang asap," ujarnya
untuk hangat nyala
yang disulur bebunga hampar
***** Bandung, 24 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar