barangkali Tuhan cemburu pada kita
sebab berjarak jarak adamu, seringkali begitu
namun tentu tidak relungmu
kusimak bibir pagi, di jingga biru kita
dan telapak basah merindu pagut
kunyalakan lilin, ia serenadekan merdu riak api
awan menari anggun
kesyahduan cekam indah sulur
kusimak bibir pagi, jingga biru kita
dan jari jari mengurai batu batu rindu
halus lilin memukul mukulnya
hingga menit ini, ia masih membongkah
the candle light
nyala lilin, sayang, aku demikian api
bongkah, hembus angin narikan awan
bunyi bunyi masam apa telah tersimak hingga
sebab berjarak jarak adamu, masih begitu
senyumlah di lengkung pagi, nyala kau genggam
dan Tuhan, IA berucap halus di jingga biru kita
lengan lengan betapa api
* silence in pray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar