selempang angin menyapa
bunyi bunyi banyak berdatangan
genggamannya, sepagi hangat
untai untaian pagisenja
ia toreh di depan jalan jalan
hingga sudut pematang sunyi
diri diri, menanyakan kepatutan
berlama meletak cemas ke cemas
perihal retas getas
satu dua cerlang
menarik jendela jendela
harum derai di daun daun
persembahan rimbun kata
membulir rindu serta cintanya
: pada Kehidupan Ajaibnya
*****
Bandung, 24 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar