*repost 2015
ini indah, bulan penuh lesak
angin halus rebak kesturi
membawa melankoli kuncup kuncup
memekar biji jura
dilapang kening dilebar dada
banyak hidangan tersaji
di meja, sedari getar bedug
sedari gagang mengetuk sunyi
membuka lembaran pintu pintu
usai genang menunjuk rentang
ini indah, bulan penuh lesak
angin halus rebak kesturi
membawa melankoli kuncup kuncup
mekar kening, bibir, dada, lengan
dikerlip maghfirah
jikalau esok masih
mudah telapak berjabattangan
menarik hangat pijar
sesekali genggami gerimis
memudar debu, di tepian perapianNYA
***** Bandung, 23 Juni 2015
( Ramadhan 6 )
denting jendelaku, lantunkan untaian, puisi, cerpen dan pernak pernik kehidupan... *Bandung, West Java - INDONESIA
jendela nella s wulan ,
Selasa, 28 Februari 2017
PUISI KULINER 2
BALA
BALA : BAKWAN
Oleh:
Nella S.Wulan
tahun dua ribu enambelas
dingin cuaca, gerimis ke hujan tak henti
terbiasa kita berpeluk
basah angin
gerobak gorengan tabah menyaji penganan
bala bala, bakwan favorit tua muda
riang dikunyah hangat panas cabe
adonan wortel, kol, tauge tipis
terkadang terselip udang pesona
layaknya sunyi disela sela keriuhan
dikunyahan, ada yang menahan pedas
beberapa hingga membelalak, akan bebilur mata
bala bala pedas menggenang sembab
ingatan akan bebilur panas
menyedak sesekali
dari lembar ke lembaran hidup
cabe pun mendulang sunyi ke senyap
menempa rasa, mendedah karsa
namun diri diri setia berebut suka
*****Bandung, 22 February 2017
SUP
BUAH
Oleh:
Nella S.Wulan
segar
segar, engkau penyejuk dahaga
seharian
berpeluh penat
dicengkeram
tugas pun jadwal jadwal
sup
buah, merajuk sesiapa kita
berbagi
tarian potongan buah manis serta asam
bertoping
tabur serutan es
segar
segar, engkau penyejuk dahaga
biar
larian almanak bersanding berat ke ringan
engkaulah
sup buah, berdendang sejuk
·
*****Bandung,
23 February 2017
PUISI KULINER 1
PINDANG IKAN
Oleh
: Nella S. Wulan
nenek menata ikan dipanci
banyak bumbu alas daun salam berjajar
ikan ikan mas plus
taburan irisan bawang merah putih
jahe, lengkuas, garam, gula
nenek mengiris kecil cabe merah
“walau panas cabe tak
sepanas rasa
irisannya akanlah menghangatkan”
diambilnya bongkahan gula merah
“kuiris juga gula ini untuk manis pindang,
semanis pula hari hari yang akan kita lalui
walau pahit asam mestilah ada”
dipungutnya sejumput asam
“untuk menambah indah”
aku termangu
nenek terduduk, menyimak lantunan jarum jam
keningnya kian berkerut
oleh asam manis kehidupan
*****Bandung, 21 February 2017
Oleh:
Nella S.Wulan
kerupuk sagu diaduk ramai
dibebatu kecil panas: sangrai, hingga mengembang
hingga dingin, dicampur bumbu sambal
teraduk panas rasa
diranah satu, dua pun tiga pedas
kriuk, menyimak gurilem kriuk
banyak orang suka ringannya
kriuk kriuk dari warung ke supermarket
gurilem merekatkan bebahu sahabat
dari sunda ke
kota kota lain
***** Bandung, 21 February 2017
d poems will be appeared on next Culinary Anthology
gathered by some teachers' poems :)
TEBAL TIPIS
(*repost 2012)
dua bunyi _ mereka bicara dengan hati dan tangan
satu suara _ mereka menari dengan pikir dan kaki
satu suara _ mereka menari dengan pikir dan kaki
angka imbang _ kokoh huruf huruf berjalan
dan berlarian ditubuh tubuh kita
mengerut kening, menyaring pasir tanda tanda baca
dengan segenap kata dan sembab,
konstelasi kota perlahan beranjak
dari gelap, runyam ke remang,
dari temaram sunyi menuju nyala
dua dentang, perdetik degam denting,
mengusap kokoh kening,
membasuh bening peluh
yang mungkin
perlahan meneteskan serenade kisah
: akan ketukan jarak
*****
bandung, 07- 09 Pebruari 2012
Kamis, 02 Februari 2017
NEGERI SINGA PUTIH
NEGERI SINGA PUTIH ( MERLION)
tungkai kita berat ringan mengayun
di dasar ke lorong awal ke lorong berikut
jumpai lahan berkilometer di bawah di atas
ditarik kencang mesin tangga
menempuh lelampu akar kereta kereta jet
dengan kepulan dari gumpal asa pun tanya
tungkai kita alunkan pagi senja kemalam
tiada keluh lembab berpeluh
berkawan hembus arakan angin teluk
beradu ambil gambar cermin sendiri pun kerumun
kitaran kidung taman singa putih
menepikan penat berjam depaan langkah
tungkai kita lalui rindu bestari
menatap pepintu tak biasa
dari dasar menjulang instalasi kota
di bawah tanah memeram rindang kehidupan
kerlip lelampu tiba seusai lembayung
indah melambai tertib kesepuluh jemari
.
*S'pore: Merlion Park,Clementi,Esplanade,Bugis st,
Little India, Rochor rd_in a morning
^ NSW, A backpacker's poem
***** Bandung, 26 January 2017
Langganan:
Postingan (Atom)