jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Senin, 30 November 2015

TEDUH


bila kerlip hidupmu
dingin angin
sebab bintang beranjak kerjap
menatap bulan berliku

bila senja,ialah pagimu
manik peram masih
tiba akan didaun ivory
berebut matang didekap bulan

terjaga ia berbagi musim
dapati reranting lapuk
berganti dahan
kuncup bertangkai simakki kidung

termenung, apa yang diberitakan
kawan rumpun pagi
yang begitu tekun menyusuri senja
ke lorong sunyi

dijumpai seorang sendiri
kering air air tanah
berlarian ditangkai tangkai
menarik teduh dari terik

***** Bandung, 26 November 2015

MASAI SURAI


dielu elunya setaman bunga
usai dicecap, lenyap pergi
beranjak ia berkebun jagung
surai bersisir kuning

seumpama rerumput
ditendang jejak sepatu
dipukul pukul nyala bola
bergulir membelah senja

kupikir hamparan masih kelam
namun temali berkutat cerlang
berpupuk tanam cermai
nyala masai asam dikerut kening

***** Bandung, 30 November 2015


KIDUNG GERIMIS


gemuruh petir
bergulung gulung mencacah awan
seluruh gumpal
mendulang tanya, memecah hening
pejamlah, pejam

menyimak air serta udara
bilur bilur dikering kening
di celah celah rimbun daun
bergesek dawai reranting
usah usik katup pelupuk

wahai kidung angin, kau menjejak
berkeping merah kelopak decak
: bertuah batu,
rebak bunga cupu, dibakar pagi
kerjap sesekali dari pulas

jarum jarum api
merinding kuduk biru
membaca lembar lembar haru
rupai sendi tulang
sesekali baringlah, lelap

wahai kidung senyap
lantun telah lama sendiri
bertangkup api gerimis
dikepalan menari nari
berinya merdu untuk rebah

***** Bandung, 30 November 2015