tunggulah
jangan tinggalkan bangku lembab olehku
tatap
belum usai kubaca pagisenja ini
duduklah
didiam kaubaca gamang kekusut itu, yakinlah
tarik nafas, hembus perlahan
kesabaran terkadang tergelincir oleh tamak
tariklah lagi nafas, hembus
usah melarut dengki dikesekian kunyahan
pejamkan pelupuk
indah tidakkah, cahya dari gelap pandang
pahamilah
adakalanya berjinjit, belum usai juga kubaca pagisenja
eratkan
indah genggammu dan mereka walau seutas senyum
ijinkan
kubaca helai helai yang masih terjilid pun yang bercecer di sana
bukalah pelupuk
bila rasamu? bersamaan tiba rerintik dari lama bersimbah panas
terhirupkah aroma pohon tanah
mentari tak terpaksa pijar dekapi diri diri hingga entah
***** Bandung, 21 Setember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar