denting jendelaku, lantunkan untaian, puisi, cerpen dan pernak pernik kehidupan... *Bandung, West Java - INDONESIA
jendela nella s wulan ,
Senin, 31 Agustus 2015
SUATU HARI MASIH DIPANAS MUSIM
disuatu hari sebelum pagi jingkat
rimbun pohon memeluk pohon didekatnya
kuyu berbatang cabang kering dan gelap
:hangus kayumu, dipanas terik kemarin
biarkan kutarik lepas hangusmu
takkan pedih getah terangkat
untuk tumbuh membaik
berpasang pria wanita
menghentakkan alas alas kaki
berpasang mata menatapnya ke mana terbang
dipiuh hembus berdebu kering
telapak telapak tangannya
terkadang dekat
terkadang betapa berjauhan
termenung, apa yang diberitakan
pada kawan kawan rumpun pagi
pada cacing cacing tanah
yang begitu tekun menyusuri senja
ke lorong sunyi,
didapatinya kering air air tanah
tangkai tangkai rerumput
membawanya teduh dari terik
sesekali melingkar memetik subur tanah
***** Bandung, 28 Agustus 2015
SAMARIS
SAMARIS, puisi para penyair di BISATERA,
BISATERA (BILIK SASTRA ASIA TENGGARA)
Ruang sajak bagi masyarakat pencinta sastra Asia Tenggara baik yang sudah matang maupun pemula yang sedang belajar menulis karya sastra. Dipelopori oleh Bruney, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dalam Forum BISATERA (Bilik Sastra Asia Tenggara) para anggota bebas mengekspresikan kreativitasnya dalam bentuk sajak/puisi yang diposkan di wall utama. Anggota bisa juga memposkan karya sastra lainnya seperti fiksi mini, cerpen, novel, drama, ...
1 #S99
Mari kita bertukar peran
Kau jadi aku, ku jadi mu
Telapak kita saling baca
Ada senyum dan airmata
Melengkung bincangkan bebulir
2 #S99
Adakah nanti engkau lihat
Bintang hilang tinggalkan cercah
Atau masih tersimak lompat
Berlarian mengejar cahya
Syairkan kasih kidung jingga
3 #S66
Menatap langitmu
Senja biru muda
Melarut peputih
Lembayung mendekat
Dan semakin muda
*
(30 Agustus 2015)
4 #S99
sebab perang meluluhlantak
berantakan rumah hunian
tempat teduh hati berpeluk
derai hancur pintu serpihan
tungganglanggang mencari tapak
5 #S99
adakah ia ruas lantun
tersimak dari terbang angin
disejuk sunyi kesenyapnya
sepagi buta merindui
gerimis musim cepat tiba
*(31 Aus 2015)
BISATERA (BILIK SASTRA ASIA TENGGARA)
Ruang sajak bagi masyarakat pencinta sastra Asia Tenggara baik yang sudah matang maupun pemula yang sedang belajar menulis karya sastra. Dipelopori oleh Bruney, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dalam Forum BISATERA (Bilik Sastra Asia Tenggara) para anggota bebas mengekspresikan kreativitasnya dalam bentuk sajak/puisi yang diposkan di wall utama. Anggota bisa juga memposkan karya sastra lainnya seperti fiksi mini, cerpen, novel, drama, ...
1 #S99
Mari kita bertukar peran
Kau jadi aku, ku jadi mu
Telapak kita saling baca
Ada senyum dan airmata
Melengkung bincangkan bebulir
2 #S99
Adakah nanti engkau lihat
Bintang hilang tinggalkan cercah
Atau masih tersimak lompat
Berlarian mengejar cahya
Syairkan kasih kidung jingga
3 #S66
Menatap langitmu
Senja biru muda
Melarut peputih
Lembayung mendekat
Dan semakin muda
*
(30 Agustus 2015)
4 #S99
sebab perang meluluhlantak
berantakan rumah hunian
tempat teduh hati berpeluk
derai hancur pintu serpihan
tungganglanggang mencari tapak
5 #S99
adakah ia ruas lantun
tersimak dari terbang angin
disejuk sunyi kesenyapnya
sepagi buta merindui
gerimis musim cepat tiba
*(31 Aus 2015)
SONIAN: KILAU
SONIAN, PUISI GENRE BARU
: Puisi singkat 4 baris
bersukukata 6,5,4,3 (mengerucut)
Antologi Sonian ke-1,memuat puisiku
dengan 36 penyair Indonesia lainnya.
Launching awal September 2015 ini di Jakarta,
KILAU
Badanmukah itu
tenggelam cahya
dilompatan
bebintang
***** Bandung,
: Puisi singkat 4 baris
bersukukata 6,5,4,3 (mengerucut)
Antologi Sonian ke-1,memuat puisiku
dengan 36 penyair Indonesia lainnya.
Launching awal September 2015 ini di Jakarta,
KILAU
Badanmukah itu
tenggelam cahya
dilompatan
bebintang
***** Bandung,
Sabtu, 08 Agustus 2015
ANGIN KEMARAU
ANGIN KEMARAU
* kolaborasi oleh: Weni Suryandari, Nella S Wulan dan Ira Ginda
( Jakarta, Bandung )
segala berawal dari Engkau
menyiram bunga bunga kemarau
di mataku segala indah, segala pukau
meski sungai kering, dunia hening
air tak berkabar, jauh di ujung pulau
ia senantiasa menanami kebun senja
dengan kesenyapan pagi
yang tersimak: haluan angin kemarau
dihembus kering, menerus gerus
hingga tiba masa asah, basah
angin membelai, seperti goyang gemulai ilalang
mengikuti rindu yang diam malu malu
menyampaikan pesan cuaca kepadamu
mengingatkan betapa bumi begitu tabah
sesabar waktu, tak bosan meninggalkan bunyi tik tok jam
angin kemarau, meski sungai kering, dunia hening
tetap dekat bunyi air, pun gerimis akan tiba
hingga hujan itu Tuhan
dalam doa penuh amiin
penuh, sesudah aduh, gaduh!
***** Bandung, 09 Agustus 2015
* kolaborasi oleh: Weni Suryandari, Nella S Wulan dan Ira Ginda
( Jakarta, Bandung )
segala berawal dari Engkau
menyiram bunga bunga kemarau
di mataku segala indah, segala pukau
meski sungai kering, dunia hening
air tak berkabar, jauh di ujung pulau
ia senantiasa menanami kebun senja
dengan kesenyapan pagi
yang tersimak: haluan angin kemarau
dihembus kering, menerus gerus
hingga tiba masa asah, basah
angin membelai, seperti goyang gemulai ilalang
mengikuti rindu yang diam malu malu
menyampaikan pesan cuaca kepadamu
mengingatkan betapa bumi begitu tabah
sesabar waktu, tak bosan meninggalkan bunyi tik tok jam
angin kemarau, meski sungai kering, dunia hening
tetap dekat bunyi air, pun gerimis akan tiba
hingga hujan itu Tuhan
dalam doa penuh amiin
penuh, sesudah aduh, gaduh!
***** Bandung, 09 Agustus 2015
Langganan:
Postingan (Atom)