musim musim di lapang bumi
mengetuk bibir pagar
untuk memulai edar
rembus angin
tiba beranjak
berbagi sejuk
seteru dingin
dipegang ingin
melalui batu batu sepi
ketika gelap, hening
dikirimnya kegembiraan
dengan temaram lilin
entah hingga berapa suluh
mesti sulut
untuk menerangi jemari
hingga senantiasa sabar
kering serta perdu, menanti cerlang
hingga senantiasa rindui benderang
ketika deras
berlompatan bilur bilur dari langit
diri diri menekuri dingin
diambilnya bebangku
memutari induk perapian
menghangati berbongkah hati
***** Bandung, 23 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar